Minggu, 19 Mei 2013

Aku dan Bunda-ku


( Puisi dibaca, tanpa intonasi tinggi..tapi lebih datar, monolog dan jelas dengan tekanan-tekanan kata maupun kalimat serta diiringi back song )

Bunda…
Ijinkan aku berdiri disini senejak saja. Bukan untuk menuhankanmu Bunda, aku hanya ingin sedikit mengenang kembali, mengingat kembali kenangan-kenangan indah dari masa yang bernama ‘kemarin’.

Bunda…
Masih bisakah kau merasakan
Bagaimana letih dan lelahnya selama mengandungkan aku
Desah nafasmu beraaatt… selama 9 bulan 10 hari kau bawa aku kemanapun kau pergi
Gontai langkahmu, tak kau hiraukan demi mengandungkan aku …

Bunda nyawamu adalah taruhannya
Saat melahirkan aku,
Pasrah… berserah… siap dengan kematian demi aku.
Tangisan kencangku ketika itu..
Melupakan rasa sakitmu,,, merekahkan senyum dibibirmu..
Membangkitkan kembali semangat hidupmu…
Semua peluhmu Bunda,, bak permata yang turut hadir menyambut kelahiranku…

Dan,.
Sejak itu Bunda …
Hari-harimu disibukkan dengan membesarkan aku
Tidur malammu sangat sering aku ganggu..
Tangisan malamku memaksamu bangkit dari pejamam matamu ..
Tak jarang pula, kau tertidur ….. terduduk …. Dan aku ada dalam pangkuanmu
Makanan yang di mulut sanggup kau keluarkan untuk diberikan kepadaku..
Tak ingin sedetikpun kau luput dari semua perkembanganku…

Tapi Bunda, Maafkan aku …
Tak pandai aku mensyukuri semua yang kau berikan
Sejak kau melahirkan aku dengan susah payah..
Menyusuiku, mengasuh… Mendidikku, membesarkanku dengan berjuta kepayahanmu..
Dengan ribuan rasa perihmu…. Dengan milyaran rasa sakit hatimu karena perbuatanku..
Ampuni aku Bunda… Ampuni aku ya Allah …
Aku banyak membuatmu malu..
Aku banyak membuatmu menangis ..
Aku banyak melakukan hal-hal yang memalukanmu ..
Aku pernah mengambil uang simpananmu untuk kesenanganku ..
Aku membohongimu dengan biaya-biaya disekolahku ..
Nilaiku baik, tapi semua itu terselingi dengan kecuranganku ..
Aku banyak menghabiskan waktu dengan teman-temanku
Kemudian melupakan kepayahanmu dengan pekerjaanmu dirumah ..
Dan,   ketika aku jatuh cinta ….ada sebuah nama di hatiku..
Hatiku berbinar ceria, ragaku melayang ke puncak nirwana ...
Semakin tak ada waktuku untuk bersamamu ..
Padahal aku tahu, kau sangat ingin bercengkrama denganku ..
Meskipun sekedar bertanya :
“Bagaimana sekolahmu hari ini, nak ?”

Parahnya lagi …
Tak jarang aku dan teman-teman menggunjingkan keburukan guru-guruku..
Aku juga bermusuhan dan berkelahi dengan teman di sekolah ..
Kau membanggakanku Bunda ..tapi,
Pantaskah aku kau banggakan ????
Mafkan aku Bunda, Ampuni aku ya Allah …

Hingga kini aku berdiri disini ..
Semua karenamu Bunda..
Semua karena pengorbananmu..
Semua karena perjuanganmu ..
Betapa sombong dan congkaknya aku, jika aku melupakanmu..
Jika aku tak mencium tanganmu yang keras karena bekerja ..
Jika aku tak membelai wajahmu yang mulai tua dan keriput ..
Jika aku tak menghapus airmatamu yang banyak menangis karena perbuatanku ..
Jika aku tak memeluk tubuhmu yang ringkih termakan usia…
Jika aku tak bersujud di kakimu yang kaku dan lusuh …
Jika aku tak sanggup bilang,, bahwa  AKU MENYAYANGIMU BUNDA …

Aku ingin lebiiih lama lagi bisa mendampingimu Bunda
Aku ingin lebiiih banyak lagi bisa membahagiakanmu Bunda
Aku ingin menggantikan rasa perihmu selama ini
Aku ingin membuatmu bangga…
Aku ingin kau bahagia..
Aku ingin kau merasa beruntung
Mempunyai anak seperti aku..
Ajari aku tentang cinta yang tulus ..
Ajari aku tentang kasih sayaang yang murni..
Terima Kasih Bunda.

# Penutupan :
Mari teman-teman kita pandang wajah Ibu kita, 10 detik saja …
Berikan senyum terindah untuk ibu kita
Cium tangan mereka …
Basuh air mata yang meleleh di pipi ibu kita ..
Peluk dengan segenap rasa, tubuh ibu kita…
Cium kaki ibu kita…. Cium kaki Ibu kita ..
Luapkan rasa terimakasih kita…
Mohon ampun untuk semua kesombongan kita..
Kita tidak tahu seperti apa rasanya, jika mungkin diantara kita ada yang ibunya sudah tiada
Kita juga tidak tahu apakah setelah ini, Allah masih memberikan usia panjang kepada ibu dan juga kita. Maka jangan abaikan saat ini…
Semoga hari ini, ribuan kesalahan kita di maafkan oleh Ibu kita. Diampuni oleh Allah …
Ridhonya orang tua adalah ridhonya Allah ..
Hari ini …
Kita  memulai babak baru, langkah baru menuju hari kedepan yang lebih baik. Menjadi anak yang berbakti kepada orang tua.
Mudah-mudahan pengumuman esok, kita semua lulus 100%.  
Amiiin ya Robbal ‘alamin.

Luluk Vebriany Akbar
( Embun Mencintai Mentari )

Puisi ini aku buat atas permintaan Pembina Osis Bpk. Abdul Sapari, MM. yang nantinya akan dibacakan oleh salah satu dari siswi kami di SMK YPI Seputih Mataram pada saat acara Perpisahan di sekolah, esok hari Kamis 23 Mei 2013. 
Besok kita ketemu, dan uji coba baca lagi di depanku ya…
setidaknya supaya aku tau, dan aku pengen ada bagian-bagian yang dibacakan dengan gaya, mimik, ekspresi seperti yang aku mau. Terimakasih..


Selasa, 25 Desember 2012

Cinta Tanpa Batas

13564971491724389171

Mas,
Aku masih disini
Menemani hari sang buah hati
Senyumnya,
Celoteh riangnya,
Gelak tawanya,
Langkah-langkah kecilnya,
Sorot matanya,
Membuatku tegak berdiri
Walau sesekali...
Tetap,
Aku tinggi berharap kau hadir kembali


Mas,
Apakah aku bodoh ?
Setiap kali senja mulai hadir
Aku dan buah hati  bermain diteras rumah sederhana ini
Menyegarkan mata dengan bunga-bunga yang dulu kau sirami
Menatap pot-pot itu yang apik tertata, hasil karyamu sendiri
Kepada buah hati,
Sesekali aku bilang,
" Mungkin sebentar lagi Ayah datang"


Apakah karena aku terlalu menyintaimu ?
Aku berpikir seratus kali untuk menerima satu hati yang baru
Aku selalu menyiapkan kue ulang tahunmu
Aku selalu mengecup mesra gambarmu
Mengamati album pernikahan kau dan aku
Menonton kembali video pernikahan kita
Semua tentang kita..
Aku selalu berharap kau hadir kembali
Mengecup mesra keningku menjelang kerjamu
Mencium tanganmu menyambut kehadiranmu
Ah, ini menyedihkanku..


Apakah kewarasanku membuat orang ragu ?
Aku selalu bercerita kepadamu
Tentang buah hati kita juga aku,
Tentang hari-hariku
Tentang cintaku kepadamu
Tentang bahagianya pernah hidup bersamamu
Tentang warna-warna yang kau berikan
Hingga terus bertambah  buku harianku
Rangkuman cintaku untukmu
Benar, Mas...
Suatu hari nanti,
Aku harus bilang pada sang buah hati
" Ayah sudah di surga sayang, tak mungkin kembali "
Tapi saat ini,
Biarkan aku seperti ini

Aku tetap menyintaimu, Mas ...
Tak ingin aku bersama hati yang lain
Cukup dengan hatimu saja
Hingga kelak kita bertemu di Surga-Nya
Semoga...


Senin, 24 Desember 2012

Angka Usiaku, Berhenti



1356323267976165248
(Alm.) M. Haris Ihsanudin




1356323401117577316
(Alm.) Firdaus Hendra


Ingatkah kalian kepadaku?
Kemarin sempat kau sebut aku sebagai sahabat
Andai kalian tahu,
Bahagianya aku pernah menjadi bagian dari kalian




Sahabat terbaikku,
Jangan bangga dengan usia yang kau punya
Sungguh, usia hanyalah deretan angka
Mengingatkan kepadamu , dan ….
Butuh kejujuranmu tuk menjawab
Sebanyak angka itukah kau manfaatkan masa ?
Atau sebaliknya ?
***
Banggakah engkau dengan banyaknya angka yang kau punya ?
Sampai di angka berapakah kau akan mulai berhenti berhitung ?
Kau tak akan pernah tahu dibilangan berapa kau akan berhenti
Sebagaimana kau tak akan mampu,
Meskipun sekedar memberikan isyarat bahwa kau akan berhenti
Kemudian meninggalkan semua yang ada seperti terlelap ditidur panjangmu

***
Semua datang begitu cepat, tak diduga..
Kemudian ketika semua orang menangis sekalipun
Kau tak akan mampu melakukan sesuatu.
Meskipun hanya isyarat untuk mengatakan
Jangan bersedih, aku bahagia ‘
***
Aku berhenti di usia beliaku
Pada deretan angka yang masih sangat sedikit
Pada masa remaja beranjak dewasaku
Aku terlalu takut jika aku membuang percuma banyaknya deretan angkaku …

***
Allah menyayangiku,
Allah memilihku,
Allah punya kuasa untuk menunjukkan kecintaan-Nya kepadaku
Meski aku rindu kalian sahabat-sahabatku
Kaum kerabatku, keluargaku, terlebih Ayah dan Bundaku
Sekali lagi Allah memilihku
Untuk menemui-Nya
Maka doakan saja aku
Agar singgasanaku..
Semakin indah harum mewangi
Bertabur berjuta bunga....
***

Siapa Melahirkanku ?

Ibu ? Ah, persetan sebutan Ibu. Apalagi dengan Hari Ibu. Aku memang ada karena pernah dilahirkan oleh seorang wanita. Tapi entah apa yang dilakukan oleh wanita itu terhadapku. Aku tak pernah mengenalnya, tak merasakan belaian kasih sayangnya. Tak merasakan kecupan mesra seorang Ibu. Bagiku, Ibuku adalah seorang Nenek tua renta yang tak sempurna berjalannya dan mulai rabun penglihatannya. Orang bilang, aku ditemukan Nenek disudut pasar yang kumuh, menangis kencang, saat aku masih berusia belum genap satu tahun. Lalu apa yang mesti aku ingat tentang sosok Ibu ? Bagaimana aku bisa mengenalnya atau menyintainya ? Tak ada sedikitpun yang bisa aku ingat. Yang kutau, kemudian aku biasa dengan panggilan Rahmad.
Mungkin benar, banyak ibu yang baik terhadap buah hatinya. Aku pun ingin, dan sangat cemburu. Tapi aku menghibur diriku. Aku tak sendiri. Tak sedikit juga Ibu yang jahat. Sebagaimana sering yang aku dengar, lihat dan baca di berbagai pemberitaan. Termasuk Ibuku kan ? Walaupun aku tak pernah tahu bagaimana bisa aku berada disudut pasar yang kumuh, dibuang kah? diculik seseorang kemudian dibuang kah ? tertinggal kah ? Ah, semakin pusing aku dibuatnya. Mungkin aku adalah seorang anak yang tak diinginkan. Maka dari itu aku benci Hari Ibu. Pembahasan  tentang Ibu, sungguh memuakkan. Lebih tepatnya menyakitkanku.

Tapi, sudahlah ...
Aku hanya ingin menemani dan membahagiakan Nenek Renta yang telah membawaku, menyelamatkanku, merawat dan membesarkanku. Ya, Nenek Embah....begitu aku memanggilnya. Benar, bagiku dialah Ibuku.  Tak penting bagiku apa alasan wanita yang melahirkanku membuangku ataupun juga alasan Nenek Embah yang renta merawatku. Seseorang bisa menjadi ibu bukan hanya karena melahirkan, tapi juga merawat, membesarkan.


Tapi, ucapan Nenek Embah pagi tadi sedikit mengusikku :

Rahmad, jangan menyimpan benci ke Ibumu..wong kamu juga ndak tahu siapa Ibumu to, Le ? Piye-piye kamu itu sebenarnya punya ibu, yang pernah melahirkan kamu. Simbah ini sayang karo awakmu, seneng mergo awakmu eman juga karo Simbah. Anak Simbah cuma kamu, Le, Simbah ndak punya anak. Tapi pokok'e ndak boleh nyimpan benci ke orang yang pernah melahirkan kamu. Doakan yang terbaik. Nyuwun karo Gusti Allah. Yo, Le ..


Ya, benar. Untuk apa aku menyimpan benci. Sejujurnya, mungkin untuk menutupi kerinduanku maka aku memupuk subur rasa benci ini. Kadang terpikir, apakah aku cucu dari Nenek Embah...hehe entahlah. Dari hati, sebenarnya aku pun ingin bertemu wanita yang melahirkanku.....ingin bertanya : "Bu, sakitkah engkau melahirkan ku ??" kemudian  mengucapkan "Terimakasih karena telah melahirkanku". Sederhana sangat, tapi mungkinkah ?? Benar kata Nenek Embah, lebih baik berdoa, mendoakan kebaikan. Jika Allah berkenan, dengan Kuasa-Nya juga kelak aku akan bisa bertemu wanita yang pernah melahirkanku. Mungkin sulit, tapi ini sangat mudah bagi Allah.

#janganmenyerah#

Jumat, 21 Desember 2012

Jangan Tunggu Mati

Judulnya seperti mengerikan. Tapi bukan itu maksudku. Hanya ingin menyampaikan bahwa kita sebagai seorang anak, jangan tunggu mati untuk berbuat baik kepada orangtua kita. Jangan menunggu mereka pergi meninggalkan kita, baru kita tergugah untuk mendoakan mereka dikarenakan penyesalan yang hadir, merasa kehilangan. Orangtua itu ada AYAH dan IBU, tetapi kedudukan IBU tigakali diatas AYAH. Sementara hal-hal yang harus kita lakukan sebagai anak, diantaranya :

  1. Jika orangtua masih hidup, berbuat baiklah kepada mereka. Bertutur kata yang lembut. Jangan lupa sedekah kepada orangtua. Terlalu sibuk dengan bersedekah kepada orang banyak, kemudian melupakan orangtua, jangan sampai deh.

  2. Berikan perhatian. Pada dasarnya para orangtua (terutama ibu) tidak ingin diberikan uang banyak, ia hanya tidak ingin jauh dengan anak-anaknya. Sementara kejadian yang sering ada adalah, anak pergi jauh merantau, orangtua  tak mau turut sang anak, tetap tinggal dikampung, kesepian. Sang anak hanya akan pulang jika hari raya datang, pada saat orangtua sakit, atau pada saat justru ketika orangtua meninggal. Na'udzubillah. Maka ciptakanlah sesering mungkin kebersamaan dengan orangtua kita, ayah atau ibu kita. Boleh jadi sebagian dari orangtua kita adalah telah saling berpisah, atau salah satunya telah tiada. Tentu lebih-lebih lagi memerlukan perhatian ekstra dari kita, apalagi jika sudah berusia senja.

  3. Jika kita adalah seorang isteri, maka bakti kita adalah kepada suami. Jangan halangi suami untuk berbakti kepada ibunya, termasuk kepada ibu kita. Maka kita ( yg sebagai isteri )  harus menjadi pendukung suami agar suami dapat menjadi anak yang berbakti kepada orangtuanya juga orangtua kita. Karena ketika kita menikah, maka orangtua kita menjadi dua pasang bukan ? Mertua kita adalah orangtua kita juga.

  4. Sementara jika kita adalah seorang suami, maka jika diberikan pilihan harus memilih isteri atau ibu ? dahulukan Ibu. (para isteri tidak boleh cemburu ya? :) baca kembali poin 3 ). Sebisa mungkin tidak memberikan pilihan seperti itu. Ketika isteri menghalangi sang suami untuk berbakti kepada ibunya maka itu sama artinya sang isteri secara terang-terangan menggiring sang suami menuju neraka, menuju murkanya Allah.

  5. Bakti kita kepada suami, orangtua, sejauh itu tidak menyimpang dari agama, tidak mengajak kita untuk bermaksiat. Tapi jika ternyata sebaliknya, maka kita harus menolak dan doakan yang terbaik bagi mereka agar mendapatkan hidayah.

  6. Seburuk apapun perlakuan yang pernah kita terima dari orangtua, maka kita sebagai anak tetap wajib berbuat baik kepada mereka. Orangtua boleh berbuat dosa kepada anak, tapi anak harus tetap berbakti kepada orangtua, tak boleh mendurhakai orangtua. Kemudian doakan kebaikan bagi mereka.

  7. Jika orangtua telah meninggal dunia, apa yang harus kita lakukan ? mendoakan, bersedekah atas nama mereka, berbuat baik kepada orang-orang yang telah berbuat baik kepada orangtua kita, menyambung tali silaturahim dengan kaum kerabat dari orangtua kita.

  8. Pernahkah Allah marah kepada kita ? pasti pernah, tapi kita tidak tahu. Karena Allah itu gaib, tak terlihat. Maka jika ingin tahu marahkah Allah kepada kita, lihatlah orangtua kita, lihat ibu kita. Ketika mereka marah, saat itulah Allah marah kepada kita. Maka jangan pernah buat atau membiarkan orangtua kita marah. Buatlah mereka selalu tersenyum bahagia, merasa beruntung memiliki kita, merasa bangga melahirkan kita. Subhanallah ...

Apa lagi ya ? ada tambahankah ? banyak pastinya ya ....



1356052506993355222
berkumpul, kebersamaan, membuat mereka bahagia, maka seringlah menciptakan kebersamaan

Tanggal 22 Desember dielu-elukan sebagai Hari Ibu. Spesialkah hari itu untuk Ibu kita ? mungkin sebagian besar kita juga Ibu kita menjawab 'tidak'. Tapi ketika kita dapat melakukan ' hal kecil saja' untuk Ibu dalam rangka Hari Ibu, yakinlah seorang Ibu akan tersenyum bahagia. Banyak hal kecil yang bisa kita lakukan, dari sekedar membelikan sebuah sandal rumah, dompet mungil, atau yang mahal sekalipun! misalnya mesin cuci, kulkas, tas mahal, jalan-jalan kemana gitu ? atau apalah. Tetapi jika memang hadiah-hadiah kecil, jangan lupa kemas dengan menarik, bila perlu tambahkan surat mungil dan pita yang manis. Tambahan, kecup mesra sang Bunda. Aduh indahnya !!  Ayo persiapkan kejutan untuk Bunda kita ya.. !  Eits, jangan lupa bagi yang sudah menikah, termasuk untuk Ibu mertua lho.



13560520201299331230
giring cucu-cucu ke waterboom
Ayah dan Ibuku, aku anak bungsumu yang bengal, aku ingin lebiiiih lama lagi menemani kalian.
13560517561138983244

Mereka yang dulu tampan dan cantik, muda dan langsing, kini beranjak senja ...



Terakhir nich ,
Ayo semakin menyintai, menyayangi, menemai orangtua kita. Salam ^_^

Rabu, 21 November 2012

Hatiku sedang tak baik :(

Duh, melelahkan hari ini..
Bukan hanya cape badan dan pikiran..tapi juga capek hati nih. Hm, rugi bangeth sebenarnya dikuasai sama rasa seperti ini. Tapi memang begitu, kondisi hati sedang tidak baik. Lebih didominasi oleh rasa tak suka karena sikap dan perilaku dari seorang hamba. Menyebalkan sangat, melihat seseorang yang terlalu keras kepala, merasa paling benar, meremehkan orang lain...dan...dann...sebutan lainnya deh.

Tapi sudahlah..
Doakan saja yang terbaik, serahkan sama Allah..karena Allah Maha Tahu dan biarkan Allah yang membuat keputusan. Insya Allah aku tidak mendoakan keburukan baginya...karena Allah juga tiada akan pernah mengabulkan doa yang meminta keburukan kepada kita ataupun orang lain. Tapi juga untuk kali ini, bukan berarti aku memintakan doa kebaikan untuknya kepada Allah..hehe..jahat ya. Yah, tepatnya belum mungkin ya. Aku tahu ini salah, tidak baik. Tapi aku memang masih sebel...hm...aku terlalu dikuasai rasa tak suka nih jadinya. Setidaknya aku tidak memintakan keburukan...
dan semoga Allah benar memberikan yang terbaik (pasti !)...dan segera juga aku harus memintakan kebaikan kan ya...`??